Pagi ini saya melihat dua orang buta, beriringan berjalan dengan seorang perempuan muda. Dua orang buta memikul jualan, berupa kerupuk ikan. Antar bahu mereka dipasangi pikulan yang menggantungkan kerupuk-kerupuk. Dalam kebutaan menyusur jalan, si perempuan mudalah yang menjadi pemandu mereka.
Dua orang buta, menarik rasaku untuk membeli kerupuk yang mereka jajakan. Dua orang buta, walau punya kekurangan tak bisa melihat, telah mengusik hatiku. Bahwa cacat,atau kekurangan dan kelemahan fisik tidak membuat mereka menyerah pada nasib. Dan meminta iba pada orang banyak.
Mengingatkanku pada suatu malam buta. Ketika pulang dari suatu acara. Pada dini hari di saat banyak orang terlelap dalam mimpi indah. Seorang kakek tua renta, badannya kecil tapi berjalan cepat memikul beban yang berat. Dengan pikulan bambu di bahu, dia membawa beberapa barang dagangan. Sepertinya menuju pasar atau entah yang jelas untuk berdagang. Trenyuh pada diri, masih ada orang-orang yang bekerja keras dan susah. Apa yang bisa aku perbuat untuk mereka?
Dalam kekurangan, mereka telah menunjukkan tidak untuk menyerah pada hidup. Kekurangan adalah suatu fakta yang harus diterima. Tapi bukan syarat untuk menyerah.
Malu pada diri sendiri, dalam kesempurnaan apakah masih pantas untuk menyerah dan kalah? Hidup adalah perjuangan. Hidup adalah membuat karya. Orang yang terbaik adalah mereka yang mampu keluar dari ujian hidup. Orang yang tak kalah dan menyerah pada keadaan.
Pagi ini, aku mendapat pelajaran penting. Bahwa hidup haruslah berkarya. Jangan menjadi beban masyarakat!
tulisan yang ok bangeeeetttt….
ternyata kau ngeblog juga Syam…
aku bookmark dululah…